Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

my guest

  • Senin, 20 April 2009
  • Star

  • Pemanasan Global

  • Sabtu, 18 April 2009
  • Star

  • Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

    Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

    Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

    Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

    Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

    Penemuan Obat Baru

  • Star
  • Tim ilmuwan dari London berhasil menemukan obat untuk mengobati berbagai macam penyakit manusia. Mulai dari gatal-gatal, infeksi, tekanan darah tinggi, dan kanker. Bahan-bahan untuk obatan tersebut diambil dari kandungan kimia yang dimiliki oleh kodok, ular, hiu, lintah, kalajengking dan lalat.

    Sesungguhnya, ide menggunakan berbagai bahan baku dari alam bukanlah hal yang luar biasa. Bangsa Indonesia sudah lama mengenal rempah-rempah sebagai sumber pengobatan, perawatan, dan untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Bahkan banyak orang Jawa percaya, seseorang yang sakit kuning akan sembuh bila menelan kutu bersama pisang, sakit gatal-gatal diobati dengan daging biawak, ular, dan sejenisnya.

    Prinsip pengobatan dari binatang dan tumbuhan, juga dipercaya oleh bangsa Timur lainnya seperti Korea, Jepang, dan Cina. Ginseng dari Korea yang sudah dimanfaatkan berabad-abad, kini meluas penggunaannya ke berbagai negara dengan beragam manfaatnya. Dari Jepang ada beragam obat mulai dari sup antikanker saampai squalen dari ikan hiu botol yang dipercaya bisa memperkuat fungsi hati dan menghaluskan kulit.

    Sementara di Cina yang teknologi pengobatannya sudah berlangsung ribuan tahun, telah memanfaatkan darah ular kobra untuk mengobati diabetes, tulang harimau untuk rematik, sampai penis harimau dan cula badak sebagai obat kuat. Di Barat sendiri, sebenarnya seperempat dari resep obat modernnya berbasis pada turunan substansi tanaman dan dan lima dari 30 obat terkenal di seluruh dunia berasal dari jamur. Yang pasti, jaringan bio-prospecting ini makin meluas. Para ilmuwan yang semula lebih mengandalkan bahan kimia sintetis, kini berlomba-lomba kembali ke alam.

    Dr. Bary Clarke dari Musium Sejarah Alami London sangat percaya bahwa senyawa kimia dari dari binatang amfibi dapat menghasilkan ribuan jenis senyawa dari kelenjar maupun kulitnya yang dapat mengobati penyakit kulit dan infeksi pernapasan.

    Saat ini perhatian para ahli terutama ditujukan untuk menjawab pertanyaan mengapa binatang-binatang yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna bisa bertahan dalam lingkungana buruk dengan berbagai ancaman infeksi bakteri atau jamur patogen. Penelitian itu kemudian membuahkan hasil. Suatu serial molekuk kompleks yang disebut peptida, nampaknya menjadi kunci potensial dalam sistem kekebalaan tubuh kodok untuk melawan mikroba yang mematikan. Peptida yang berhaasil diisolasi dari cakar kodok Afrika, diberi nama Maganin, dan mulai diuji di Amerika Serikat oleh Magainin Pharmecetical. Hasil percobaan klinik tahap awal menunjukkan, impetigo- penyakait kulit pada anak-anak berangsur-angsur menghilang ketika diobati dengan peptida. Dari Tokyo dilaporkan para peneliti bekerja dengan peptida yang disebut sapecin, yang berhasil diisolaasi dari haemohymph - suatu substansi seperti darah - pada larva lalat. Sapecin menunjukkan potensi sebagai antibiotik yang luar biasa untuk melindungi belatung-belatung muda dari serangan milyaran bakteri di habitatnya.

    Para ahli di Tokyo berupaya membuat senyawa yang sama dalam format yang lebih sederhana, sehingga cukup kecil untuk melewati sistem pencernaan manusia tanpa harus dirusak oleh enzim-enzim yang ada. Senyawa yang akan dipasarkan dalam bentuk tablet ini diharapkan dapat melawan sejumlah bakteri yang mulai kebal antibiotik. Dari ikan hiu, ditemukan senyawa steroid baru yang disebut squalamine berfungsi memproteksi ikan hiu dari infeksi.

    Berbagai jenis penyakit, memang sudah mulai diobati dengan obat-obatan yang dihasilkan dari binatang. Inhibitor ACE yang digunakan untuk mengobati jantung misalnya, sebenarnya berasal dari turunan bisa ular yang hidup di gua-gua di Brazil. Para ahli sudah berhasil memsintesanya dan membuat senyawa yang lebih sederhana sehingga tidak berbahaya bila ditelan manusia. Obat ini sudah
    dijual di pasaran dengan omset 1,9 milyar dollar AAS (sekitar Rp 3,6 trilyun).

    Kini, para ahli juga mulai mempelajari bisa kalajengking yang diperkirakan berperan penting dalam suatu sistem seluler, ludah lintah sebagai obat antipembekuan darah, dan masih banyak lagi.

    Tikus Raksasa

  • Sabtu, 28 Maret 2009
  • Star

  • dari laporan para ilmuwan, sebuah spesies mamalia baru ditemukan dalam pegunungan Tanzania. Makhluk ini terlihat aneh, julukan Rhynochocyon atau udzungwensis, sejenis pengerat berhidung panjang seperti gajah raksasa, atau sengi. Seperti dikutip laporan Journal Zoology, binatang ini seperti mengalami suatu penyilangan antara satu binatang antelop miniatur dan seekor tenggiling kecil. Itu terlihat dari wajahnya yang berwarna abu-abu, panjang moncongnya yang fleksibel, besar ukurannya, warna tubuhnya yang seperti batu amber, warna bokongnya hitam pekat dan struktur kaki yang panjang.

    “Ini adalah salah satu dari sebagian besar penemuan paling menarik [dari] karier saya,” tutur Galen kepada wartawan Rathbun, dari Kalifornia Academy Sciences, yang dibantu oleh para koleganya untuk mengkonfirmasikan penemuan binatang baru kepada institut ilmu pengetahuan.

    Dr Rathbun mengatakan pada BBC News situs web : “Tikus Gajah hanya ditemukan di Afrika. Mereka pada mulanya digambarkan sebagai perempuan pemberang karena mereka dengan dangkal menyerupai perempuan pemberang di Eropa dan di Amerika.”

    Sebenarnya, makhluk ini punya hubungan dekat dengan sekelompok mamalia di Afrika, [yang] meliputi gajah, ikan duyung, aardvarks dan hyraxes, yang merupakan satu nenek moyang yang sama dengan mereka sekitar 100 juta tahun lalu. “Inilah alasan kenapa mereka juga dikenal sebagai sengis,” diterangkan Dr Rathbun.

    Spesies baru ini pertama kali dikenali di sebuah film pada tahun 2005 di Ndundulu Forest di Tanzania Udzungwa Mountains oleh sebuah perangkap kamera yang dipimpin oleh Francesco Rovero, dari Trento Museum Ilmu pengetahuan alam di Italia. Dr Rathbun mengatakan: “Saya mendapat kepuasan tersendiri, dan berkata kepada diri sendiri: ‘orang lain memandang ini adalah sesuatu yang aneh’. Tetapi anda tidak bisa menilai sesuatu berdasarkan tampilan luarnya (foto), sehingga pada bulan Maret 2006, kita kembali dan mengumpulkan beberapa spesimen.”

    Dia mengatakan pada BBC bahwa dengan cepat hal itu akan menjadi nyata bahwa penemuan mahluk baru tersebut akan menambah informasi bagi ilmu pengetahuan. Dia mengatakan: “Tikus gajah raksasa bisa dibedakan oleh pola yang warna berbeda, dan satu-satunya jenis pengerat terbesar dihutan. “Mereka memiliki perbedaan yang mencolok pada warna --sebuah spesies memiliki warna pantat keemasan dan lebih terang dibandingkan oleh pengerat-pengerat lain-- itulah sebabnya ketika kami melihat warna abu-abu dan pantat hitamnya, kami menyadari kalau dia adalah jenis yang berbeda. sangat cantik."
    Bukan hanya dari perbedaan warnanya, spesies baru ini juga lebih besar dari ukuran pengerat yang biasa kita temukan. Dia mempunyai berat 700g (25oz) dan panjang 30cm (12in). Dengan hidung panjang dan lidahnya yang fleksibel, ia bisa dengan mudah mencari dan menikmati makanannya seperti serangga, larva, dan mereka aktif berburu disiang hari.

    Dr Rathbun menambahkan: “Mereka adalah behaviourally yang tidak biasa -mereka tidak seperti hewan jinak lain yang bisa diajak berteman- mereka akan menghindar, segera ketika ia merasakan ada sesuatu yang asing mendekatinya.

    Para ilmuwan mengatakan masih banyak hal yang harus dipelajari tentang Rhynochocyon udzungwensis ini, dan mereka berharap penelitian lebih lanjut akan membantu menjawab ribuan pertanyaan yang ada dibenak semua orang tentang bagaimana hewan ini makan, berorganisasi berburu bahkan bertahan.

    Sebuah area bernama Tanzania Udzungwa Mountains adalah tempat spesies baru terkaya dibumi. Selain menemukan spesies baru ini, sejumlah binatang baru lain juga ditemukan disana, seperti ayam hutan partridge Udzungwa, Phillips’ Perempuan pemberang Kongo, dan satu monyet jenis baru yang dikenal sebagai Kipunji, demikian pula beberapa reptil serta binatang amphibi lainnya. Dr Rathbun mengatakan area ini sangat penting untuk dijaga dan dilindungi. baik Alam, maupun penghuninya

    ओबामा इ लव यू

  • Senin, 19 Januari 2009
  • Star
  • Washington - Sejak hari Jum'at malam, 16 Januari 2009, suhu udara di ibukota AS terasa dingin menggigit, sekitar 17 derajat Fahrenheit (setara -8.3 derajat Celsius). Sungai Potomac yang membelah kota ini dengan state terdekatnya, Virginia, terlihat membeku.

    Meski demikian, kondisi itu tidak menghalangi masyarakat Washington DC untuk melangkahkan kakinya menuju The Mall, lapangan luas yang membentang dari depan Capitol Hill memanjang hinggga DC National Monumen (tugu yang menyerupai pensil). Dengan mengenakan pakaian hangat yang membungkus seluruh tubuh, mereka terlihat sibuk dan antusias, menunjukkan akan adanya hajatan besar di area ini.Sementara di sisi Jalan Pensylvania Avenue, barisan motor polisi terlihat berjajar rapi menutup jalan, membentuk barikade menyambut kedatangan Obama. Terlihat banner raksasa bertuliskan 'Change We Believe In' di sudut Jalan D, jalan yang menghadap tepat ke Union Station.ementara di sisi Jalan Pensylvania Avenue, barisan motor polisi terlihat berjajar rapi menutup jalan, membentuk barikade menyambut kedatangan Obama. Terlihat banner raksasa bertuliskan 'CBeberapa turis masih sempat mengambil gambar dari depan gedung DPR AS ini. Sementara dari dalam mobil yang dikendarai secara perlahan, detikcom sempat mengabadikan gambar polisi yang juga berhenti tepat di depan Capitol Hill hanya untuk mengambil gambar dari jarak dekat.eberapa turis masih sempat mengambil gambar dari depan gedung DPR AS ini. Sementara dari dalam mobil yang dikendarai secara perlahan, detikcom sempat mengabadikan gambar polisi yang juga berhenti tepat di depan Capitol Hill hanya untuk mengambil gambar dari jarak dekat.
    (c) Copyright 2010 this new. Blogger template by Bloggermint